Faktor
Perubahan Organisasi
Sebuah perubahan dan pengembangan dapatlah terjadi pada apapun dan
siapapun tidak terkecuali dengan organisasi. Tidak banyak individu atau
organisasi menyukai adanya perubahan, namun perubahan tidak dapat dihindari
namun harus di hadapi.
Faktor
perubahan dapat terjadi karena 2 faktor, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.
Faktor internal adalah segala keseluruhan faktor yang ada di dalam
organisasi dimana factor tersebut dapat mempengaruhi organisasi dan kegiatan
organisasi.
Adalah
penyebab perubahan yang berasal dari dalam organisasi yang bersangkutan, yang
dapat berasal dari berbagai sumber.
Contoh
Faktor Internal :
Ø
Perubahan kebijakan lingkungan
Ø
Perubahan tujuan
Ø
Perluasan wilayah operasi tujuan
Ø
Volume kegiatan bertambah banyak
Ø
Sikap & perilaku dari para anggota
organisasi.
Faktor eksternal adalah segala keseluruhan faktor yang ada di luar
organisasi yang dapat mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi. Beberapa factor tersebut antara lain :
Politik, Hukum, Kebudayaan, Teknologi, Sumber alam, Demografi dan sebagainya.
Contoh
Faktor Eksternal :
Ø
Politik
Ø
Hukum
Ø
Kebudayaan
Ø
Teknologi
Ø
Sumber daya alam
Ø
Demografi
Ø
Sosiologi
Pengembangan Organisasi
Pengertian
Pengembangan Organisasi
Ø
Pengembangan Organisasi merupakan: Suatu
pendekatan sistematik, terpadu dan terencana untuk meningkatkan efektivitas
organisasi serta memecahkan masalah-masalah (seperti kutrangnya kerja
sama/koperasi, desentralisasi yang berlebihan dan kurang cepatnya komunikasi
dan sebagainya) yang merintangi efisiensi pengoperasian pada semua tingkatan.
Salah satu teknik pengembangan Organisasi adalah Grid OD yang didasarkan atas
kisi-kisi manajerial. R. Blake dan J. Mouton mengidentifikasikan berbagai
kombinasi perhatian terhadap produk dan orang.
Ø
Strategi untuk merubah nilai-nilai daripada
manusia dan juga struktur organisasi sehingga organisasi itu adaptif dengan
lingkungannya.
Ø
Suatu penyempurnaan yang terencana dalam fungsi
menyeluruh (nilai dan struktur) suatu organisasi.
Ciri – ciri Pengembangan Organisasi.
Suatu strategi pendidikan yang kompleks yang dimaksudkan untuk
mengubah keyakinan, sikap, nilai, dan struktur organisasi sehingga mereka dapat
lebih beradaptasi dengan teknologi baru, pemasaran dan tantangan, dan tingkat
yang memusingkan perubahan itu sendiri. Maka Pengembangan organisasi yang
efektif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Ø
Merupakan strategi
terencana dalam mewujudkan perubahan organisasional, yang memiliki sasaran
jelas berdasarkan diagnosa yang tepat tentang permasalahan yang dihadapi oleh
organisasi.
Ø
Merupakan kolaborasi
antara berbagai pihak yang akan terkena dampak perubahan yang akan terjadi.
Ø
Menekankan cara-cara baru
yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh organisasi dan semua satuan
kerja dalam organisasi.
Ø
Mengandung nilai
humanistik dimana pengembangan potensi manusia menjadi bagian terpenting.
Ø
Menggunakan pendekatan
komitmen sehingga selalu memperhitungkan pentingnya interaksi, interaksi dan
interdependensi antara berbagai satuan kerja sebagai bagian integral di suasana
yang utuh.
Ø
Menggunakan pendekatan
ilmiah dalam upaya meningkatkan efektivitas organisasi.
Ø
Bila selama ini kita hanya
mengenal pembelajaran pada tingkat individu dan kelompok, maka perkembangan
manajemen telah mengenal pembelajaran organisasi (learning organization), yang
secara sederhana dapat diartikan sebagai : organisasi yang secara terus menerus
melakukan perubahan diri agar dapat mengelola pengetahuan lebih baik lagi,
memanfaatkan tekhnologi, memberdayakan sumber daya, dan memperluas area
belajarnya agar mampu bertahan di lingkungan yang selalu berubah.
Metode Perubahan dan Pengembangan Organisasi.
Ada berbagai teknik yang dirancang para ahli, dengan tujuan
meningkatkan kemampuan berkomunikasi serta bekerja secara efektif,
antar-individu maupun antar-kelompok dalam organisasi. Beberapa teknik yang
sering digunakan berikut ini.
Ø
Sensitivity training,
merupakan teknik OD yang pertama diperkenalkan dan ayang dahulu paling sering
digunakan. Teknik ini sering disebut juga T-group. Dalam kelompok kelomok T
(singkatan training) yang masing masing terdiri atas 6 – 10 peserta, pemimpin
kelompok (terlatih) membimbing peserta meningkatkan kepekaan (sensitivity)
terhadap orang lain, serta ketrampilan dalam hubunga antar-pribadi.
Ø
Team Building, adalah
pendekatan yang bertujuan memperdalam efektivitas serta kepuasaan tiap individu
dalam kelompok kerjanya atau tim. Teknik team building sangat membantu
meningkatkan kerjasama dalam tim yang menangani proyek dan organisasinya
bersifat matriks.
Ø
Survey feedback. Dalam
teknik sruvey feedback. Tiap peserta diminta menjawab kuesioner yang dimaksud
untuk mengukur persepsi serta sikap mereka (misalnya persepsi tentang kepuasan
kerja dan gaya kepemimpinan mereka). Hasil surveini diumpan balikkan pada
setiap peserta, termasuk pada para penyelia dan manajer yang terlibat. Kegiatan
ini kemudian dilanjutkan dengan kuliah atau lokakarya yang mengevaluasi hasil
keseluruhan dan mengusulkan perbaikan perbaikan konstruktif.
Ø
Transcational Analysis
(TA). TA berkonsentrasi pada gaya komunikasi antar-individu. TA mengajarkan
cara menyampaikan pesan yang jelas dan bertanggung jawab, serta cara menjawab
yang wajar dan menyenangkan. TA dimaksudkan untuk mengurangi kebiasaan
komunikasi yang buruk dan menyesatkan.
Ø
Intergroup activities.
Fokus dalam teknik intergroup activities adalah peningkatan hubungan baik
antar-kelompok.Ketergantungan antar kelompok , yang membentuk kesatuan
organisasi, menimbulkan banyak masalah dalam koordinasi. Intergroup activities
dirancang untuk meningkatkan kerjasama atau memecahkan konflik yang mungkin
timbul akibat saling ketergantungan tersebut.
Ø
Proses Consultation. Dalam
Process consultation, konsultan OD mengamati komunikasi , pola pengambilan
keputusan , gaya kepemimpinan, metode kerjasama, dan pemecahan konflik dalam
tiap unit organisasi. Konsultan kemudian memberikan umpan balik pada semua
pihak yang terlibat tentang proses yang telah diamatinya , serta menganjurkan
tindakan koreksi.
Ø
Grip OD. Pendekatan grip
pada pengembangan organisasi di dasarkan pada konsep managerial grip yang
diperkenalkan oleh Robert Blake dan Jane Mouton. Konsep ini mengevaluasi gaya
kepemimpinan mereka yang kurang efektif menjadi gaya kepemimpinan yang ideal,
yang berorientasi maksimum pada aspek manusia maupun aspek produksi.
Ø
Third-party peacemaking.
Dalam menerapkan teknik ini, konsultan OD berperan sebagai pihak ketiga yang
memanfaatkan berbagai cara menengahi sengketa, serta berbagai teknik negosiasi
untuk memecahkan persoalan atau konflik antar-individu dan kelompok.
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar